Tagihan Listrik Justru Naik meski Ada Pemadaman Bergilir, Ini Alasan PLN

- News
12 November 2023 18:58
pemadaman listrik (ilustrasi)

MAKASSAR - Perusahaan Listrik Negara (PLN) UID Sulselrabar merespons keluhan masyarakat terkait kenaikan tagihan listrik padahal sering terjadi pemadaman bergilir. Manajer PLN UP3 Makassar Selatan, Ari Tirtaprawita menegaskan, kenaikan tagihan terjadi di masyarakat akibat penggunaan alat rumah tangga dengan beban penarikan awal yang tinggi. 

"Tidak ada kenaikan beban listrik selama ini. Mereka melupakan kondisi saat listrik menyala. Di mana penggunaannya terkadang dimaksimalkan potensi nyalanya. Sehingga meteran dalam kondisi terpakai," katanya saat rapat dengar pendapat bersama DPRD Makassar di Gedung DPRD Kota Makassar, Rabu (8/11/2023) lalu. 

Ari menjelaskan, ketika lampu yang tiba-tiba menyala akan mengakibatkan adanya lonjakan tergantung dari peralatan yang ada di rumah masing-masing.

"Seperti AC atau kulkas akan berbeda dengan kondisi awal atau pada saat nyala. Secara teknikal meteran itu tidak ada perubahan apapun hanya mengukur penggunaan yang ada," ungkapnya. 

Ari juga mengungkapkan bahwa ada beberapa lokasi yang tidak mengalami pemadaman secara bergilir karena menjadi prioritas. Salah satunya adalah pelayanan kesehatan. "Jalur rumah sakit dan kondisi objek vital itu kita prioritaskan. Prioritasnya itu tidak bisa kita pilah hanya rumah sakit itu saja tapi pasti dengan jalurnya. Kalau seumpama ada daerah lain yang dirasa tidak padam mungkin bisa di cek kalau mereka mungkin menggunakan genset," tandasnya.

Diketahui sebelumnya, warga mengeluhkan pemadaman listrik bergilir yang terjadi selama sebulan terakhir di wilayah Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Seperti yang dirasakan pria bernama Amri (35). Warga yang tinggal di kawasan Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Sulsel, mengeluhkan ihwal kenaikan pembayaran listrik walaupun PLN UID wilayah Sulselrabar menerapkan pemadaman listrik bergilir. 

Baca juga:
Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep menyambangi Kantor DPP Partai Golkar

"Ini naik tagihan listrik sekitar 10 sampai 15 persen, karena biasa itu tiap bulan saya bayar Rp 220.000, tapi bulan ini saya bayar Rp 260.000 lebih, padahal satu bulan terakhir hampir setiap hari mati lampu sekitar tiga jam sampai empat jam," jelas Amri dikutip dari kompas.com, Rabu (8/11/2023).

Amri juga menyebut selama pemadaman listrik bergilir diterapkan, dirinya sama sekali belum pernah menerima kompensasi. 

"Tidak ada kompensasi langsung, maksudnya pemotongan langsung dari PLN, malahan naik tagihan. Kalau kita pikir tiga sampai empat jam tiap hari mati lampu itu lumayan hemat tapi ini malah naik tagihannya," keluh Amri. (*) 

 

 

Related Posts

Comments (0)

There are no comments yet

Leave a Comment