MAKASSAR - Sudah hampir 2 bulan sebagian warga di Kota Makassar tidak mendapatkan air bersih di rumahnya akibat kemarau panjang yang menurunkan kemampuan produksi PDAM Makassar.
Setelah sekian lama, hujan akhirnya mengguyur Kota Makassar dalam 2 hari terakhir, yakni pada Senin (23/10) dan Selasa (24/10). Lantas muncul pertanyaan sejumlah warga, mengapa air PDAM belum juga mengalir padahal hujan sudah turun.
PDAM Makassar menjelaskan hujan yang turun memang kembali mengisi saluran air baku yang telah kering. Bahkan debit air pada pada bendungan Lekopancing yang menjadi sumber air baku IPA II Panaikkang, mengalami kenaikan 1,5 meter. Kenaikan debit air ini imbas dari hujan yang terjadi di hulu sungai.
Sayangnya kenaikan debit air itu belum mencukupi untuk menyalurkan air bersih di Makassar. Kok bisa?
Menurut keterangan resmi PDAM Makassar, kebutuhan air baku untuk proses pengolahan dan penyaluran air bersih dari instalasi ke pelanggan dibutuhkan minimal -+3 meter air di bendungan. Tinggi air tersebut untuk mengalir di saluran sepanjang -+ 30 km agar sampai ke instalasi pengolahan air.
Sehingga untuk dapat kembali mengalirkan air bersih ke pelanggan, PDAM masih menunggu curah hujan tinggi. Selain itu, PDAM saat ini juga masih menunggu pembukaan pintu air di Bendungan Bili-bili.
Direktur PDAM Makassar Beni Iskandar menjelaskan, jika Bendungan Bili-bili memiliki cukup air dan pintu waduknya dibuka, maka intrusi air laut Jeneberang akan ikut terdorong. Hal ini tidak hanya memberi dampak pada ketersediaan air baku pada PDAM, tetapi juga pasokan listrik PLN melalui Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
"Tergantung bukaan pintu dam Bili-bili, kalau elevasi buangan cukup, insyaallah bisa normal kembali (suplai air baku)," kata Beni Iskandar seperti dikutip dari detikSulsel, Selasa (24/10/2023).
Beni mengatakan curah hujan yang terjadi di sejumlah wilayah di Makassar tidak terlalu banyak. Hujan yang terjadi bahkan belum cukup untuk menambah pasokan air di PLTA.
Baca juga:
Pertamina Patra Niaga Sulawesi Sigap Salurkan Bantuan Bencana Banjir di Kabupaten Luwu
"Balai Pompengan yang menangani air. Kalau dia punya bukaannya, dia bisa cukup debitnya yang dia buka, termasuk juga mungkin PLN juga kena dampaknya," kata Beni.
Sebelumnya diberitakan 3 Instalasi Pengelolaan Air (IPA) milik PDAM Makassar berhenti beroperasi imbas kekeringan dan kadar klorida tinggi. Kondisi ini mengakibatkan 14 kecamatan mengalami krisis air bersih.
IPA yang berhenti beroperasi yakni di IPA 2, IPA 3, dan IPA 4. Adapun wilayah yang dialiri air dari ketiga IPA tersebut yakni Kecamatan Biringkanaya, Bontoala, Makassar, Mamajang, Manggala, Mariso, Panakkukang, Rappocini, Tallo, Tamalanrea, Tamalate, Ujung Pandang, Ujung Tanah, dan Wajo.
"IPA 3 itu sudah sejak hari Kamis itu sebenarnya off. IPA 3 itu, airnya kan sumbernya 2. Sumber airnya IPA 3 dari Leko Pancing yang notabene itu sudah nol, sudah lama. Sudah ada seminggu dua minggu itu air di Leko Pancing sudah kering," ungkap Kabag Humas PDAM Makassar Idris Tahir kepada detikSulsel, Sabtu (21/10).
Sehingga saat ini hanya ada dua IPA yang aktif beroperasi, yakni IPA 1 Ratulangi dan IPA 5 Somba Opu. Kedua IPA itu hanya bisa menjangkau wilayah tertentu di daerah selatan dan barat kota.
"Jadi, imbas ini (kekeringan) menyebabkan luasannya pelanggan masyarakat yang kesulitan air ini bertambah," ujar Idris.
"IPA kita yang masih aktif alhamdulillah sampai sekarang ini masih normal, sisa IPA 1 Ratulangi tempat mengambil air untuk bantuan ke pelanggan kita, dengan IPA 5 Somba Opu," bebernya. (*)
Comments (0)
There are no comments yet